JAKARTA – Israel merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang mayoritas penduduknya beragama Yahudi. Israel meraih kemerdekaannya pada 1948 setelah melalui perang panjang dengan negara-negara Arab.
Dengan luas wilayah sekira 8.522 mil persegi (sekira 22071 km persegi), Israel lebih kecil dari Negara Bagian Massachusetts, Amerika Serikat, dan hanya seperlima luas negara bagian Kentucky.
Negara dengan populasi lebih dari sembilan juta orang ini menyimpan banyak situs arkeologi yang dianggap suci oleh sebagian besar orang Muslim, Kristen, dan Yahudi. Situs-situs bersejarah tersebut didapat karena sejarah panjang Israel yang cukup kompleks dan mencakup berbagai proses perdamaian serta konflik.
Dilansir dari University of Minnasota, Israel berbatasan langsung dengan Lebanon di utara, Yordania di timur, Suriah di timur taut, Mesir di barat daya, dan Palestina (Jalur Gaza dan Tepi Barat) di barat.
1. Lebanon, di utara
Setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman, wilayah Lebanon menjadi wilayah yang dikontrol Eropa di bawah Mandat Prancis. Kemerdekaan Lebanon kemudia diberikan oleh Prancis pada tahun 1943.
Luas wilayah Lebanon lebih kecil dari negara bagian Connecticut di Amerika Serikat dengan populasi sekitar empat juta jiwa. Wilayahnya meliputi pegunungan yang tinggi, bahkan mencapai ketinggian sepuluh ribu kaki.
Di sebelah timur pegunungan sentral Lebanon terdapat Lembah Bekaa yang subur dan berperan penting dalam pertanian negara ini.
Di sisi timur Lembah Bekaa terdapat pegunungan lain yang lebih pendek yang berbatasan dengan Suriah.
2. Yordania, di timur
Yordania dibentuk melalui Mandat Inggris setelah Perang Dunia I, ketika Inggris mengalahkan Turki di Palestina. Daerah di sebelah timur Sungai Yordan menjadi negara modern Yordania pada 1946.
Ketika Palestina dibagi oleh PBB untuk membentuk Negara Israel, wilayah Yordania menerima lebih dari satu juta pengungsi Palestina dari Tepi Barat dan Israel.
Negara dengan populasi lebih dari enam juta orang ini sebagian besar berasal dari para pengungsi yang datang ke Yordania. Angka tersebut termasuk dengan 1,5 juta pengungsi dari perang Amerika Serikat di Irak.
3. Suriah, di timur laut
Suriah yang terletak di lokasi strategis berada di tengah-tengah masalah geopolitik Timur Tengah. Suriah memperoleh kemerdekaannya dari Mandat Perancis pada tahun 1946, tahun yang sama dengan Yordania.
Meskipun terletak di lokasi yang cukup startegis, negara ini berada di tengah-tengah konflik geopolitik Timur Tengah. Namun, Suriah telah berusaha keras untuk membangun dan menstabilkan fondasi politiknya.
Dalam sebuah langkah untuk menciptakan persatuan negara Arab yang lebih besar di wilayah tersebut, Mesir dan Suriah bergabung dan menciptakan Republik Arab Bersatu pada 1958.
Akan tetapi, pengaturan geopolitik ini hanya berlangsung hingga tahun 1961. Ketika penyatuan ini dibubarkan, Suriah kembali menjadi negara republik.
4. Mesir, di barat daya
Perjanjian perdamaian Mesir-Israel yang ditandatangani pada 26 Maret 1979 menciptakan perbatasan internasional yang diakui secara resmi di sepanjang 1906, dengan Mesir melepaskan semua klaim atas Jalur Gaza.
Namun, perselisihan kembali muncul atas penandaan garis perbatasan di titik paling selatan Israel, Taba.
Taba berada di wilayah Mesir ketika gencatan senjata tahun 1949, namun Israel mengklaim bahwa Taba berada di wilayah Ottoman pada perbatasan yang disepakati antara Ottoman dan Mesir Britania pada 1906.
Masalah ini kemudian diajukan ke komisi internasional yang meliputi satu orang Israel, satu orang Mesir, dan tiga orang dari luar. Pada tahun 1988, komisi tersebut memutuskan untuk memihak Mesir dan Israel harus melepas Taba di tahun yang sama.
5. Palestina (Jalur Gaza dan Tepi Barat), di barat
Palestina merupakan sebuah wilayah kecil yang telah memainkan peran penting dalam sejarah kuno dan modern Timur Tengah.
Sejarah Palestina telah ditandai dengan konflik politik yang sering terjadi dan perebutan tanah melalui peperangan panjang. Hal ini dikarenakan betapa pentingnya tanah tersebut bagi beberapa agama besar di dunia, seperti Islam, Kristen, dan Yahudi.
Hingga saat ini, rakyat Palestina masih berpegang teguh dengan keinginan mereka untuk menciptakan sebuah negara yang bebas dan merdeka di wilayah yang diperebutkan Israel ini.
Dikutip dari History, meskipun rakyat Palestina menduduki wilayah-wilayah penting, seperti Tepi Barat dan Jalur Gaza, tidak sedikit warga Israel yang masih bermukim di wilayah-wilayah yang secara umum disepakati berada di bawah kendali Palestina.
Banyak kelompok hak asasi internasional menganggap pemukiman warga Israel semacam itu ilegal, membuat garis perbatasannya menjadi tidak jelas, dan konflik Palestina-Israel pun terus berlanjut.