BRIGJEN Aubertin Walter Sothern Mallaby tewas di Surabaya. Kematian perwira tinggi Inggris itu menjadi pemicu Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Pemerintah kemudian menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan. Hal ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur.
Mengutip buku ‘The British Occupation of Indonesia: 1945-1946” karya Richard McMillan, Mallaby berangkat bersama Kapten Shaw, Smith dan Laughland dengan dikawal sejumlah pemimpin Surabaya, seperti Roeslan Abdulgani, Soedirman, Sungkono, Doel Arnowo dan Kundan, tokoh masyarakat India di Surabaya yang bertindak sebagai penerjemah.
Konvoi itu disambut kerumunan massa ‘arek-arek Suroboyo. Kapten Shaw, diberi mandat oleh Mallaby untuk bicara langsung pada pimpinan tentara Inggris yang terperangkap, Mayor Venugopal, komandan Mahratta ke-5 dan 6 dari Kompi D – pasukan yang terkepung di Gedung Internatio.
Namun belum selesai pembicaraan di dalam gedung, muncul tembakan dari arah dalam ke luar gedung. Sontak, para pemuda yang berkerumun di luar gedung bereaksi membalas tembakan.
Di tengah baku tembak, dua pemuda muncul di balik pintu mobil dan Kapten Laughland melihat keduanya mencoba membuka katup bensin mobil. Laughland mengusir keduanya dengan tembakan karena takut mobil akan dibakar.
Namun kemudian keduanya kembali dan sempat bicara singkat. Satu dari pemuda itu mengeluarkan revolver dan menembak Mallaby. Smith dan Laughland yang juga masih di dalam mobil pun ketakutan. Secara sponton ia melemparkan granat, satu-satunya senjata yang mereka punya, ke arah dua pemuda.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Quoted From Many Source